PONTIANAK, Dalam rangka memperkuat kolaborasi akademik dan meningkatkan pemahaman tentang peran teknologi dan kewirausahaan dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak bekerja sama dengan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Sarawak, Malaysia, menyelenggarakan Seminar Internasional bertema “Al-Powered Entrepreneurship for the SDGs”. Kegiatan ini dilaksanakan di Hall Rektorat UPB, Kamis 11 September 2025 dan dihadiri oleh mahasiswa dosen yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPB Pontianak.

Acara ini secara resmi dibuka oleh Dekan FEB UPB, Dr. Sartono, M.M., yang menyampaikan harapan agar seminar ini mampu menjadi platform untuk memperluas wawasan dan mempererat hubungan kerjasama antar kedua institusi.

Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam pengembangan pendidikan dan riset, terutama yang berkaitan dengan inovasi teknologi yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

Seminar ini menampilkan tiga narasumber utama dari kedua institusi. Dari Universitas Panca Bhakti Pontianak, hadir Dr. Renny Wulandari, sedangkan dari UiTM Sarawak, Malaysia, diundang dua narasumber yaitu Dr. Yusri Sawani dan Dr. Aslina Bujang. Ketiga pembicara ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang komprehensif terkait peran teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), dan kewirausahaan dalam mendukung pencapaian SDGs.

Dimulai dengan sesi pembukaan, Dr. Yusri Sawani menyampaikan materi berjudul Youth at the Forefront: The Next Generation SDG Leaders. Dalam pemaparannya, ia menegaskan bahwa generasi muda memiliki peranan yang sangat vital dalam mewujudkan SDGs. Ia menjelaskan bahwa inovasi dan kreativitas, didukung dengan penguasaan teknologi terbaru seperti AI, harus dimanfaatkan secara optimal oleh generasi muda untuk menjadi agen perubahan yang efektif.

Ia juga menekankan bahwa pendidikan dan pelatihan berbasis teknologi harus terus ditingkatkan agar mereka mampu bersaing di era digital dan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan.

Selanjutnya, Dr. Aslina Bujang memaparkan materi berjudul Artificial Intelligence and Its Roles in Community Development. Ia menegaskan bahwa AI tidak hanya sebagai teknologi canggih, tetapi juga sebagai alat strategis dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Ia menjelaskan bahwa AI dapat digunakan untuk mendeteksi masalah sosial secara dini, mempercepat proses pengambilan keputusan, dan mendukung inovasi di berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan, dan pendidikan.

Dr. Aslina juga menyoroti pentingnya pengembangan kapasitas masyarakat agar mampu mengadopsi teknologi ini secara inklusif dan berkelanjutan demi mencapai SDGs.

Sebagai pembicara terakhir, Dr. Renny Wulandari memaparkan tentang Entrepreneurship for the SDGs. Ia menegaskan bahwa kewirausahaan berbasis teknologi dan inovasi menjadi salah satu kunci utama dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

Ia menjelaskan bahwa mahasiswa dan pelaku usaha harus mampu mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam model bisnis mereka, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan solusi inovatif terhadap tantangan sosial dan lingkungan.

Dalam konteks era digital, peluang startup berbasis AI, IoT, dan big data terbuka lebar dan mampu berkontribusi secara signifikan dalam pencapaian target SDGs.

Kegiatan seminar ini diharapkan mampu mempererat kolaborasi penelitian dan pengembangan antara Indonesia dan Malaysia, serta membuka peluang kerja sama di bidang inovasi teknologi dan kewirausahaan.

Selain itu, seminar ini juga menjadi wadah bertukar pengalaman dan praktik terbaik dari kedua negara dalam menerapkan inovasi teknologi untuk pembangunan masyarakat.

Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta dapat mengembangkan pemikiran kritis dan inovatif serta mampu mengambil peran aktif dalam pembangunan berkelanjutan berbasis teknologi. (Tim)